Minggu, 17 April 2016
Minggu, 31 Januari 2016
Cerpen Pendidikan
TUHAN JADIKAN AKU JENIUS
Karya Agnes Oktavia Inggar Damayanti
Karya Agnes Oktavia Inggar Damayanti
Awal kehidupan dari bawah tentunya juga akan mempunyai ilmu yang masih bawah. Keinginan menjadi Bintang belum terfikirkan dalam otakku. Karena masa kecilku aku masih hanya mengetahui hal-hal yang kecil ya seperti main, belajar. Dan dalam belajar saja aku masih dalam tahap meraih pintu ilmu dunia.
Guru yang paling setia mengajariku tak lain adalah ibuku sendiri saat TK meskipun aku sekolah aku jarang masuk otak karena biasalah guru killer. Dirumah akuu diajari ibuku menulis, membaca huruf demi huruf hingga aku bisa mencapai kalimat dan tentu bisa membaca cerita.
Guru yang paling setia mengajariku tak lain adalah ibuku sendiri saat TK meskipun aku sekolah aku jarang masuk otak karena biasalah guru killer. Dirumah akuu diajari ibuku menulis, membaca huruf demi huruf hingga aku bisa mencapai kalimat dan tentu bisa membaca cerita.
Saat aku memasuki SD kelas 1 awal aku beradaptasi di sekolah itu, selama 1 tahun aku tidak mencapai tingkat baik nilaku jelek pokoknya tidak memuaskanlah dilihat, tapi syukurnya aku naik kelas tentu ke kelas 2 ya. Di kelas 2 aku bisa mengerti hal-hal banyak tentu keinginan ya harapan disitulah dan saat itulah harapan muncul dari relung hatiku.
Aku belajar namun aku dari dulu aku tidak pernah belajar ngetril seperti tidak lihat tv aku selalu lihat tv dengan belajar namun aku selalu mudeng dan bisa. Di tingkatan kelas 2, peningkatan tampak saat itu yaitu aku mendapat ranking 4 hal yang tak disangka datang. Yang mulanya kelas 1 membaca saja masih kurang di kelas 2 aku bisa meraih peningkatan drastis.
Pergantian jenjang membuatku semakin dewasa tentunya dalam berfikir. Aku mempunyai harapan menjadi pintar. Dannnnn untuk jadi pintar di SD ku, saat itu sulit karena persaingan antar murid sungguh menantang karena teman-temanku anak yang pintar-pintar. Namun harapanku tak pernah pupus akan apa realita, yang ada aku selalu bisa masuk 5 besar/ 3 besar. Dan dari dulu angka keberuntunganku selalu 4 saat SD aku sering ranking 4 namun ranking 3 aja sekali dalam 6 tahun ( hmmm!!!).
Pergantian jenjang membuatku semakin dewasa tentunya dalam berfikir. Aku mempunyai harapan menjadi pintar. Dannnnn untuk jadi pintar di SD ku, saat itu sulit karena persaingan antar murid sungguh menantang karena teman-temanku anak yang pintar-pintar. Namun harapanku tak pernah pupus akan apa realita, yang ada aku selalu bisa masuk 5 besar/ 3 besar. Dan dari dulu angka keberuntunganku selalu 4 saat SD aku sering ranking 4 namun ranking 3 aja sekali dalam 6 tahun ( hmmm!!!).
Masa SD usai saatnya aku masuk jejang lebh tinggi SMP. Aku bisa masuk di SMPN 02 Batu. Disitu harapan besarrrrku bangkit. Aku selaaaaaluuu berharapan besar dan itu aku imbangi dengan belajar giat. Di masa SMP aku selau belajar belajar belajar saja aku jarang main keluar karena aku selalu dikamar terus. Setelah aku analisa persainganku di SMP lebih berat karena temanku semua pintar sekali jadi aku kayaknya harus bisa jadi no.1 nih di SMPN 02 Batu. Dari dulu impanku itu dan harapan terbesarku aku ingin ikut lomba hingga tingakat nasional/internasional.
Aku ingin seperti di tv-tv mereka bisa jadi terkenal karena kepintaran mereka dan katanya karena usaha giat belajar dan berdoa. Aku selalu mencobanya sampai-sampai 1 hari aku belajar 9 jam sambil nonton tv. Usahaku dan niatku besar untuk jadi terbaik terpintar menjadi bintang. Aku mempunyai harapan yang sangat besar untuk menjadi jenius.
Namun kenapa aku masih saja tidak jadi no.1 padahal aku orang yang punya semagat tinggi untuk menggapai cita-cita karena aku ingin mempunyai masa depa yang cerah yag baik. Aku tidak ingin menjadi anak yang ikut pergaulan bebas dan akhirnya masa depan cerahku tak bisa kudambakan lagi, aku tidak ingin menjadi seperti itu.
Setiap hari aku selalu berdoa kapan usahaku ini akan Tuhan hargai dan ia bisa memberikan hasil yang apa kuinginkan untukku. Hanya doalah yang bisa kucurahkan untuk Tuhan surat-surat kecil aku tujukan untuk Tuhan karena aku selalu menunggu jawaban darinya aku tidak pernah menyerah sebelum cita-citaku menjadi jenius no.1 di Indonesia bisa tercapai aku yakin ini bukanlah khayalan yang tidak bisa tercapai , karena keinginan itu tergantung dalam diri kita.
Usahaku, niatku, harapaku begitu besar aku tidak menyerah untuk menggapai semua ini aku ingin menjadi terbaik namun rasanya hasilnya akan begitu lama karena aku seperti diuji oleh Tuhan. Namun akankah dia mengabulkan harapanku ???. katanya Tuhan suka oleh hambanya yang pantang menyerah dan aku ingin buktikan aku adalah salah satu dari ucapannya.
Aku tidak akan menyerah menggapai apa yang terbaik untuk hidupku karena aku ingin hidup bahagia dan aku akan buktikan kepada seluruh dunia bahwa aku Agnes adalah seorang gadis yang akan bisa menjadi terbaik di Indonesia. Karena akulah berlian, emas Indonesia.
Namun kenapa orang lain selalu beraggap negatiif. Apalagi murid sekolah , harapan emas mereka selalu mengatakan yang inilah sensasi inilah khayalan tinggi yang fatamorgana deh. Aku selalu heran pada orang seperti itu apa dalam hati mereka , mereka tidak ingin punya masa depan cerah apa mereka tidak ingin jadi terbaik jadi pintar. Kenapa mereka hanyya memfikirkan kesenangan semata yang saat itu. Andai saja dunia dipenuhi manusia yang punya harapan tinggi dan pantang menyerah pasti dunia ini akan menjai bumi indah
Jumat, 29 Januari 2016
Kebudayaan Nias
NIAS
SEJARAH SUKU NIAS
Penelitian Arkeologi telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999 dan hasilnya ada yang dimuat di media masa menemukan bahwa sudah ada manusia di Pulau Nias sejak 12.000 tahun silam yang bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias pada masa paleolitik, bahkan ada indikasi sejak 30.000 tahun lampau kata Prof. Harry Truman Simanjuntak dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan LIPI Jakarta. Pada masa itu hanya budaya Hoabinh, Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias, sehingga diduga kalau asal usul Suku Nias berasal dari daratan Asia di sebuah daerah yang kini menjadi negara yang disebut Vietnam.
WISATA YANG ADA DI NIAS
Pulau yang memiliki luas wilayah 5.625 kilometer persegi ini memiliki keindahan alam dan pantai yang begitu mempesona. Banyak objek wisata yang dapat dikunjung dipulau Nias, Nias memiliki Pantai yang bias mengimbangi pantai – pantai di Bali seperti pantai pantai yang ada di Nias Utara, Nias Barat, dan Guning Sitoli. Wisata budaya juga menjadi prioritas para pelancong baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Wisata budaya yang ada di Nias terletak di Nias Selatan, Desa-desa tradisional di Pulau Nias yang masih menyimpan sejumlah peninggalan budaya dan para penutur sejarah dapat menjadi pilihan utama wisata budaya di Nias. Wisata budaya yang terkenal dari Nias adalah Tari Perang dan Lompat Batu atau Hombo Batu. Wisata yang mampu menarik minat wisatawan ini akan saya bahas dalam wacana kali ini. Selain menjalankan roda perekonomian, kegiatan pariwisata budaya ini mampu mengembalikan kecintaan akan nilai-nilai tradisi yang diwariskan oleh para leluhur.
TARI PERANG (FOLUAYA)
Tari Perang atau Foluaya merupakan lambang kesatria para pemuda di desa – desa di Nias, untuk melindungi desa dari ancaman musuh, yang diawali dengan Fana’a atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan ronda atau siskamling. Pada saat ronda itu jika ada aba-aba bahwa desa telah diserang oleh musuh maka seluruh prajurit berhimpun untuk menyerang musuh. Setelah musuh diserang, maka kepala musuh itu dipenggal untuk dipersembahkan kepada Raja, hal ini sudah tidak dilakukan lagi karna sudah tidak ada lagi perang suku di Nias. Persembahan ini disebut juga dengan Binu. Sambil menyerahkan kepala musuh yang telah dipenggal tadi kepada raja, para prajurit itu juga mengutuk musuh dengan berkata “Aehohoi”yang berarti tanda kemenangan setelah di desa dengan seruan “Hemitae” untuk mengajak dan menyemangati diri dalam memberikan laporan kepada raja di halaman, sambil membentuk tarian Fadohilia lalu menyerahkan binu itu kepada raja. Setelah itu, raja menyambut para pasukan perang itu dengan penuh sukacita dengan mengadakan pesta besar-besaran. Lalu, raja menyerahkan Rai, yang dalam bahasa Indonesia seperti mahkota kepada prajurit itu. Rai dalam suku Nias adalah merupakan tanda jasa kepada panglima perang. Tidak hanya Rai yang diberikan, emas beku juga diberikan kepada prajurit-prajurit lain yang juga telah ikut ambil bagian dalam membunuh musuh tadi. Kemudian, raja memerintahkan “Mianetogo Gawu-gawu Bagaheni”, dengan fatele yang menunjukkan ketangkasan dengan melompat-lompat lengkap dengan senjatanya yang disebut Famanu-manu yang ditunjukkan oleh dua orang prajurit yang saling berhadap-hadapan. Seiring berkembangnya Zaman Tradisi ini dilakukan hanya pada hari hari tertentu atau untuk merayakan acara acara tertentu.
LOMPAT BATU (HOMBO BATU)
Budaya Megalitik yang masih asli di Nias sesuai namanya Megalitik atau batu besar, di Nias masih banyak Batu Batu besar di Desa desa di Nias. Batu – batu besar ini di gunakan oleh masyarakat setempat untuk melakukan tradisi Lompat Batu atau Hombo Batu. Tradisi lompat batu sudah dilakukan sejak jaman para leluhur ,di mana pada jaman dahulu mereka sering berperang antar suku sehingga mereka melatih diri mereka agar kuat dan mampu menembus benteng lawan yang konon cukup tinggi untuk dilompati. Seiring berkembangnya jaman, tradisi ini turut berubah fungsinya. Karena jaman sekarang mereka sudah tidak berperang lagi maka tradisi lompat batu digunakan bukan untuk perang lagi melainkan untuk ritual dan juga sebagai simbol budaya orang Nias. Tradisi tersebut diadakan untuk mengukur kedewasaan dan kematangan seorang lelaki di Nias sekaligus ajang menguji fisik dan mental para remaja pria di Nias menjelang usia dewasa. Tradisi lompat batu dilakukan pemuda Nias untuk membuktikan kalau mereka diperbolehkan untuk menikah. Batu yang harus dilompati berupa bangunan mirip tugu piramida dengan permukaan bagian atas datar. Tingginya tak kurang 2 meter dengan lebar 90 centimeter dan panjang 60 centimeter. Para pelompat melompati Batu besar itu melalui pijakan batu kecil sebelum melompati batu peninggalan masa lalu tersebut. Para pelompat tidak hanya sekedar harus melintasi tumpukan batu tersebut, tapi ia juga harus memiliki tehnik seperti saat mendarat, karena jika dia mendarat dengan posisi yang salah dapat menyebabkan akibat yang fatal seperti cedera otot atau patah tulang. Banyak pemuda yang bersemangat untuk dapat melompati batu besar ini.
TARI BURUNG(TARI MOYO)
Tari Moyo atau disebut juga dengan tari Elang yang terus mengepakkan sayapnya dengan lembut tanpa mengenal lelah, menaklukkan sesuatu yang bermakna bagis esamanya dan dirinya sendiri. Tarian ini melambangkan keuletan dan semangat secara bersama dalam mewujudkan sesuatu yang dicita-citakan. Tari Moyo ini kadang dilaksanakan setelah atau sebelum acara atau perayaan – perayaan atas hari tertentu, bahkan untuk menyambut tamu di Nias sendiri.
PENUTUP
Negara kita adalah Negara yang kaya akan budaya dan Tradisi – Tradisi yang selalu di pertahankan untuk mempertahankan indentitas akan bangsa atau suku yang ada di Indonesia. Keragaman budaya akan satu suku terhadap suku lainnya membuat Negara ini menjadi Negara yang kaya. Dalam segi ekonomi, Tradisi atau budaya daerah seperti di Nias yang disebut dapat membantu mendongkrak Ekonomi daerah tersebut agar lebih baik. Suku yang lupa akan asal muasal atau tradisi nenek moyang akan bangsa atau suku mereka akan tenggelam dalam arus perubahan zaman seperti sekarang. Banyak pemuda yang lupa bahkan tidak tahu tradisi akan daerahnya sendiri, apalagi Budaya akan Bangsanya. Kita perlu mengetahui budaya – budaya yang ada di Negara kita agar kita tidak terpengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya kita. Agar kita tidak terpengaruh budaya buruk dari Globalisasi kita harus mengetahui siapa jati diri kita sebagai Bangsa Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)